
binghamtondevils.com – Pada pertengahan April 2025, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengalami penurunan signifikan hingga 7,84% dalam satu sesi perdagangan, mencapai level Rp4.700 per saham dari sebelumnya Rp5.100.
Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Saham BMRI
- Efek Ex-Dividen
Penurunan ini bertepatan dengan periode ex-dividen BMRI, di mana investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak berhak menerima dividen. Dengan dividend yield mencapai 9,13%, banyak investor cenderung menjual saham mereka setelah cum date, yang menyebabkan tekanan jual dan penurunan harga saham. - Aksi Jual oleh Investor Asing
Selama pekan terakhir Februari 2025, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) terhadap saham BMRI sebesar Rp1 triliun. Tekanan jual ini turut berkontribusi pada penurunan harga saham BMRI dan sektor perbankan secara umum. - Sentimen Global dan Makroekonomi Domestik
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menyatakan bahwa penurunan harga saham BMRI dipengaruhi oleh faktor global dan kondisi makroekonomi Indonesia. Ketidakpastian ekonomi global dan dinamika makro domestik menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan saham. - Kebijakan Proteksionisme Global
Analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyoroti bahwa kebijakan proteksionisme, seperti yang diterapkan oleh pemerintahan AS, menyebabkan fragmentasi perdagangan antarnegara. Hal ini menciptakan ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada pasar saham, termasuk saham BMRI.
Kinerja Fundamental Bank Mandiri Tetap Solid
Meskipun mengalami tekanan pada harga saham, kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang 2024 tetap menunjukkan hasil positif:
- Laba Bersih: Rp55,8 triliun, tumbuh 1,3% secara tahunan.
- Penyaluran Kredit: Rp1.670 triliun, meningkat 19,5% YoY.
- Rasio Kredit Bermasalah (NPL): Turun menjadi 0,97% dari 1,02% pada tahun sebelumnya.
Prospek dan Rekomendasi Analis
Meskipun menghadapi tekanan jangka pendek, prospek jangka panjang saham BMRI tetap positif berita-jabar. Analis dari OCBC Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp6.500, didukung oleh ekspansi kredit yang solid dan stabilitas margin bunga bersih (NIM).
Namun, perhatian perlu diberikan pada rasio kredit terhadap simpanan (LDR) yang meningkat menjadi 98%, menunjukkan potensi tantangan likuiditas. JP Morgan juga menurunkan rating BMRI dari netral menjadi underweight dengan target harga Rp5.500 hingga Desember 2025.
Penurunan saham BMRI pada April 2025 dipengaruhi oleh kombinasi faktor teknikal dan fundamental, termasuk efek ex-dividen, aksi jual oleh investor asing, serta sentimen global dan domestik. Meskipun demikian, kinerja keuangan yang solid dan prospek jangka panjang yang positif membuat saham BMRI tetap menarik bagi investor yang berorientasi pada investasi jangka panjang.